Penyerapan nitrogen, fosfor, dan kalium oleh jagung sangat bervariasi pada berbagai tahap pertumbuhan. Selama tahap pembibitan, tanaman berukuran kecil, tumbuh lambat, dan membutuhkan lebih sedikit pupuk, serta menyerap sekitar 10% dari total unsur hara. Dari tahap penyambungan hingga tahap tassel, tingkat penyerapan mencapai puncaknya, dengan penyerapan nitrogen dan fosfor mencapai 76,2% dan 63,1% dari total dalam waktu 20-30 hari. Setelah itu penyerapannya melambat, dan pada tahap tasseling, serapan nitrogen dan fosfor telah mencapai 90%.
Ciri-ciri Defisiensi Nitrogen pada Jagung
Gejala Kekurangan Nitrogen pada Jagung :
Selama tahap pembibitan, kekurangan nitrogen pada jagung mengakibatkan pertumbuhan lambat, tanaman kerdil dan ramping, daun berwarna kuning kehijauan, dan rumbai tertunda. Nitrogen merupakan unsur yang bergerak, sehingga menguningnya daun dimulai pada daun tua di bagian bawah tanaman. Mula-mula ujung daun menguning, lama kelamaan menguning menyebar ke sepanjang pelepah, membentuk a“V”membentuk. Bagian tengah daun menguning sebelum bagian pinggirnya, urat-uratnya menunjukkan sedikit warna merah. Setelah seluruh daun menguning, pelepah daun akan menjadi merah, dan segera seluruh daun akan berubah menjadi kuning kecokelatan dan mati. Dalam kasus kekurangan nitrogen sedang, daun bagian tengah tanaman tampak hijau pucat, sedangkan daun lunak bagian atas tetap hijau. Jika jagung gagal menyerap nitrogen dalam jumlah yang cukup pada tahap pertumbuhan selanjutnya, penyimanan rumbai akan tertunda, dan bulir jagung betina tidak akan berkembang dengan baik, sehingga menyebabkan berkurangnya hasil panen.
Penyebab Kekurangan Nitrogen pada Jagung
Jagung tumbuh dengan cepat, mengakumulasi biomassa dalam jumlah besar, dan memiliki kebutuhan nitrogen yang tinggi. Di Tiongkok, kekurangan nitrogen umumnya terjadi di ladang jagung yang hanya mengandalkan pasokan nitrogen dari tanah. Tanah dengan kandungan bahan organik rendah rentan terhadap kekurangan nitrogen. Nitrogen juga mudah hilang di daerah dengan curah hujan tinggi, dan gejala kekurangan nitrogen dapat terjadi pada suhu rendah, genangan air, atau kondisi kekeringan.
Pencegahan dan Penanggulangan Defisiensi Nitrogen pada Jagung
Tentukan jumlah dan cara pemberian nitrogen berdasarkan kesuburan tanah dan tingkat hasil. Untuk lahan jagung dengan kesuburan sedang, umumnya menggunakan 11–13 kilogram nitrogen murni per hektar. Di musim panas, jagung diterapkan dalam tiga tahap: aplikasi pertama pada tahap pembibitan menyumbang 20% dari total nitrogen; penerapan kedua pada tahap kerah besar menyumbang 70%; aplikasi ketiga pada tahap tasseling dan pembungaan menyumbang 10% dari total nitrogen. Bila gejala defisiensi nitrogen terjadi pada biji-bijian, semprotkan larutan urea 1% –2% ke daun, semprotkan dua kali.
Gejala Defisiensi Fosfor Jagung
Kekurangan fosfor pada jagung mengakibatkan perkembangan akar yang buruk dan pertumbuhan yang lambat selama tahap pembibitan. Ciri yang paling menonjol adalah ujung dan tepi daun muda berubah warna menjadi merah keunguan, sedangkan sisa daun tetap hijau atau abu-abu kehijauan, tidak berkilau dan batang lemah. Saat tanaman dewasa, warna merah keunguan berangsur-angsur memudar, dan daun bagian bawah menguning. Beberapa varietas hibrida mungkin tidak menunjukkan gejala merah keunguan pada kondisi kekurangan fosfor, jadi penting untuk mempertimbangkan karakteristik varietas untuk analisis yang komprehensif. Tanaman jagung yang kekurangan fosfor terlihat lebih pendek dibandingkan tanaman normal, sehingga dapat mempengaruhi penyerbukan dan pengisian bulir, menyebabkan bulir jagung menjadi pendek dan tidak terisi dengan baik, ujung yang kosong, susunan bulir yang tidak merata, bulir yang lebih keriput, dan kematangan yang tertunda.
Penyebab Kekurangan Fosfor pada Jagung
Kekurangan fosfor pada jagung berhubungan dengan kandungan fosfor efektif dalam tanah. Kandungan fosfor efektif rendah pada tanah kuning. Pada tanah berkapur, tanah masam, dan tanah merah, fosfor mudah terfiksasi sehingga mengurangi ketersediaannya. Kekurangan fosfor juga lebih mungkin terjadi pada suhu rendah, kelembapan berlebihan, atau kondisi kekeringan. Pemadatan tanah mempengaruhi pertumbuhan akar, melemahkan kemampuan tanaman dalam menyerap fosfor. Jumlah pupuk nitrogen yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan unsur hara pada tanaman. Pupuk fosfor yang tidak mencukupi, aplikasi yang terlambat, atau penempatan yang tidak tepat juga dapat menyebabkan gejala kekurangan fosfor.
Pencegahan dan Penanggulangan Defisiensi Fosfor pada Jagung
Pupuk fosfor biasanya digunakan sebagai pupuk dasar. Pada tingkat pemupukan normal, pupuk fosfor harus terkonsentrasi secara merata di zona akar jagung, yang membantu akar mempertahankan kelembapan tanah yang sesuai dan mencegah stres kekeringan. Jika gejala kekurangan fosfor muncul pada jagung, berikan 20 kilogram superfosfat per hektar sebagai aplikasi dasar sejak dini, dan berikan pupuk fosfor yang larut dalam air tepat waktu. Pada tahap selanjutnya, semprot daun dengan larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2%–0,5% sebanyak 2–3 kali.
Gejala Defisiensi Kalium Jagung
Kekurangan kalium pada jagung menyebabkan perkembangan akar buruk, pertumbuhan tanaman lambat, dan daun bergaris hijau pucat hingga kuning kehijauan. Pada kasus yang parah, tepi dan ujung daun berubah warna menjadi keunguan, kemudian hangus dan kering. Bagian tengah daun mungkin tetap hijau, tetapi lambat laun daunnya rusak. Tanaman terlihat lemah, lebih mudah terserang penyakit, mudah rebah, dan perkembangan telinga kurang baik. Terjadi pengosongan ujung yang parah, berkurangnya kandungan pati dalam biji, dan telinga lebih rentan terhadap penyakit.
Penyebab Kekurangan Kalium pada Jagung
Di Tiongkok, sebagian besar lahan pertanian kekurangan kalium. Dengan promosi dan penerapan varietas unggul, jumlah kalium yang dikeluarkan dari tanah selama panen meningkat, sehingga menyebabkan area kekurangan kalium lebih luas dan gejala defisiensi kalium menjadi lebih parah. Umumnya tanah berpasir memiliki kandungan kalium yang rendah dan rentan mengalami defisiensi kalium. Gejala kekurangan kalium juga sering terjadi pada musim kemarau. Praktik budidaya yang tidak masuk akal, permeabilitas tanah yang buruk di daerah yang tergenang air, atau kekeringan dan kelembapan yang berlebihan dapat menyebabkan kekurangan kalium. Baru-baru ini, berkurangnya proporsi pupuk organik dan peningkatan penggunaan pupuk nitrogen dan fosfor menjadi penyebab utama kekurangan kalium. Pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan dapat menimbulkan gejala kekurangan kalium pada jagung.
Pencegahan dan Pengobatan Defisiensi Kalium pada Jagung
Tentukan jumlah pupuk kalium berdasarkan target hasil dan tingkat kalium yang tersedia di tanah, umumnya menggunakan 6–8 kilogram kalium murni (K2O) per hektar. Pupuk kalium sebaiknya diterapkan dalam dua tahap: aplikasi dasar dan pemupukan, dengan perbandingan yang disarankan 7:3. Hal ini sangat penting di daerah hujan dan tanah berpasir. Pengolahan tanah dan menjaga kelonggaran dan aerasi tanah membantu meningkatkan ketersediaan kalium. Memperkuat pengelolaan lahan untuk mencegah kekeringan tanah dan genangan air, yang membantu mencegah kekurangan kalium. Memanfaatkan berbagai sumber pupuk kalium secara efektif, termasuk meningkatkan penggunaan abu dan pupuk organik, serta mengembalikan jerami ke lahan. Jika gejala kekurangan kalium muncul pada jagung, berikan 10–15 kilogram kalium klorida per hektar atau 100 kilogram abu pada tahap penyambungan; semprotan daun dengan larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2%–0,3%, atau lindi abu 1% sebanyak 2–3 kali.
Gejala Defisiensi Magnesium Jagung
Defisiensi magnesium pada jagung biasanya pertama kali muncul pada daun tua dan bagian bawah. Gejalanya berupa garis-garis kuning pucat di antara pembuluh darah, yang kemudian berubah menjadi putih, sedangkan pembuluh darah tetap berwarna hijau. Seiring berjalannya waktu, area tersebut berkembang menjadi titik mati. Dalam kasus yang parah, ujung daun atau bahkan seluruh daun bisa menguning. Daun bagian atas bibit juga bisa menguning. Garis-garis kuning-putih atau bintik-bintik klorosis muncul di antara urat, dengan ujung dan tepi daun tua bagian bawah berubah menjadi merah keunguan. Tepi dan ujung daun mungkin menjadi nekrotik, dengan garis-garis atau pola kuning-hijau muncul di antara urat, sehingga menyebabkan pertumbuhan terhambat.
Penyebab Kekurangan Magnesium pada Jagung
Kadar magnesium umumnya rendah pada tanah masam yang terdapat di wilayah selatan dan pada tanah berpasir dengan curah hujan tinggi. Penggunaan pupuk asam yang berlebihan dan pupuk yang bersifat asam fisiologis menyebabkan pengasaman tanah, yang menyebabkan hilangnya magnesium dari tanah. Tingkat aplikasi pupuk kalium atau kapur yang tinggi dapat menyebabkan defisiensi magnesium akibat antagonisme unsur hara.
Pencegahan dan Pengobatan Defisiensi Magnesium pada Jagung
Saat gejala kekurangan magnesium muncul, gunakan pupuk magnesium sebagai semprotan daun. Gunakan larutan magnesium sulfat 0,2% dan semprotkan setiap minggu selama 2-3 kali berturut-turut untuk meringankan gejalanya. Untuk lahan yang kekurangan magnesium, pupuk magnesium dapat digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk top dressing. Umumnya, gunakan 15 kilogram magnesium sulfat atau 10 kilogram magnesium oksida per hektar. Saat menanam jagung, utamakan penggunaan pupuk kalsium-magnesium fosfat dan kalium-magnesium sulfat sebagai sumber pupuk fosfor dan kalium.
Gejala Defisiensi Seng Jagung
Kekurangan seng yang parah pada jagung menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai “penyakit garis putih” atau “penyakit garis daun putih”. Gejala utama muncul antara tahap daun ketiga dan kelima. Bibit muda mulai menunjukkan perubahan warna putih, daun baru berubah warna menjadi kuning pucat hingga putih, terutama terlihat pada pangkal daun (2/3 panjang daun). Dalam kasus yang parah, bintik-bintik putih kecil muncul di daun tua yang dengan cepat membesar, membentuk area putih lokal atau bercak nekrotik. Jaringan daun menjadi nekrotik dan tembus cahaya, menyerupai sutra putih atau film plastik, dan mudah pecah oleh angin. Pada stadium lanjut, daun tua dan pelepah daun yang terkena sering menunjukkan perubahan warna menjadi merah keunguan atau coklat kemerahan. Selain itu, ruasnya memendek, sistem akar menjadi hitam, rumbai tertunda, dan bulir jagung mungkin memiliki biji yang hilang atau tidak terisi dengan baik di ujungnya.
Penyebab Defisiensi Seng pada Jagung
Defisiensi zinc umum terjadi pada tanah berkapur, tanah salin-basa, dan tanah rawa. Tanah berpasir, suhu rendah, kelembapan tinggi, atau tanah dengan kandungan bahan organik rendah juga rentan mengalami defisiensi seng. Penggunaan pupuk fosfor yang berlebihan dapat menyebabkan defisiensi seng pada tanaman. Penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan dapat menyebabkan ketersediaan seng di dalam tanah tidak mencukupi. Penggunaan kapur dalam jangka panjang pada tanah masam dapat mengubah pH tanah dan juga menyebabkan defisiensi seng.
Pencegahan dan Pengobatan Defisiensi Seng pada Jagung
Untuk tanah yang kekurangan seng, gunakan 1–2 kilogram seng sulfat per hektar sebagai pupuk dasar, atau campurkan 4–6 gram seng sulfat per kilogram benih jagung untuk perawatan benih, atau rendam benih dalam larutan seng sulfat 0,1%–0,3% larutan. Jika gejala defisiensi seng terlihat pada jagung, gunakan larutan seng sulfat 0,2% untuk penyemprotan daun pada tahap pembibitan, tahap penyambungan, dan tahap pra-pengumbaian. Oleskan 50–75 gram seng sulfat per hektar untuk setiap penyemprotan.
Bagaimana Cara Menanam Jagung Berkualitas Tinggi?
Coba pupuk premium kami—Wistom! Kami menawarkan butiran menara tinggi berkualitas tinggi langsung dari pabrik. Dilengkapi dengan DMPP BASF dari Jerman, alat ini meningkatkan efektivitas pemupukan hingga 4-8 minggu. Dengan kandungan nitrogen yang tinggi dan asam humat yang berasal dari mineral, tidak mengandung urea formaldehida. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut: MOQ: 26 ton. Kami mencari distributor global.
PUPUK
Waktu posting: 30 Agustus-2024